Selasa, 21 Oktober 2008

ini salah satu laporan penelitian gue *yang minimalis banget* waktu gue kuliah Landscape Archaeology. waktu itu ini tugas buat survey B. tapi sebelumnya ada survey A yang memetakan objek arkeologi di permukaan tanah, trus ma survey C yang memetakan juga mendeskripsikan komplek situs arkeologi.

nah di survey B gue ini tentang menggambar facade ma denah bangunan bersejarah, gw nyoba ngambil sebuah rumah di kawasan Kota Baru Yogyakarta yang mana niy kawasan dulu tempat orang2 Belanda tinggal disini waktu mereka masi berjaya ngebantu kita disetiap kehidupan sehari-hari sebelum kita merayakan ulang tahun RI ke-1 *baca: ngejajah*
bangunan yang gw ambil itu Asrama Mahasiswa Sulawesi Selatan di Yogyakarta.

here it is..

Asrama Mahasiswa Sulawesi Selatan di Yogyakarta ada di Jalan Krasak no. 5, Kota Baru, Yogyakarta. Kota Baru sendiri termasuk kawasan kota kolonial yang di bangun ma orang-orang Belanda. Letaknya deket dengan stasiun kereta api Lempuyangan, dengan jarak kira-kira 700 meter.
Bangunan asrama yang memiliki arsitektur kolonial ini menirukan gaya perumahan di Negeri Belanda sendiri. Namun, gaya yang dipakai adalah gaya Hindia yang memasukan kembali unsur tradisi arsitektur setempat dalam suasana Eropa. Struktur relatif tertutup, mencerminkan gaya hidup orang Eropa yang tertutup dengan suasana tropis.


tampak depan (cewe-cewe yang nongkrong) objek


Dilihat dari dari segi struktur dan peruangannya, bangunan ini dipengaruhi oleh gaya Indonesia dan Cina. Penyusunan beranda terbuka dan ruangan yang berdampingan juga atap limasan bergaya Jawa. Sedangkan pintu dan jendela merupakan unsur-unsur yang khas yang diambil dari beberapa jenis arstektur Eropa abad ke 19.

Bangunan ini digunakan sebagai asrama mahasiswa sejak tahun 1950-an, tidak jelas tepatnya, karena sumbernya sangat terbatas. Sebelumnya, bangunan ini juga digunakan sebagai rumah dinas TNI-AL. Menghadap ke selatan dengan panjang 12 m. dan lebar 9 m. bangunan ini memiliki dua ruang utama yang besar, yaitu ruang utama depan dengan ukuran 5 m. x 6 m. dan ruang utama belakang juga sama 5 m. x 6 m. Memiliki 3 kamar yang sama-sama memiliki ukuran 4 meter x 4 meter. Tebal tembok bangunan ini 25 cm. tebal pintu 3 cm. tebal kusen 20 cm. tinggi tiap-tiap pintunya 2,5 m.


salah satu ornamen di ventilasi objek..kira-kira pengaruh budaya mana yah?


Pada bagian depan bangunan terdapat tembok yang dilapisi bebatuan dengan tinggi 105 cm. lebar pintu masuk 142 cm. tinggi jendela di samping pintu maupun jendela kamar depan 153 cm. terdapat tembok teras ukuran 85 cm. x 5 m. tebalnya kurang lebih 10 cm.


jendela...miring?


Pintu-pintu yang terdapat pada bangunan ini kebanyakan memiliki dua pintu kecuali pintu-pintu penghubung dari kamar ke kamar. Pada bagian yang menghubungkan antara ruang utama depan dengan belakang pintunya sudah tidak terpasang, yang hanya ada sisa-sisa engsel pintu. Penyusun mencoba menanyakan keberadaan pintu tersebut kepada pengurus asrama, namun disayangkan tidak bisa menjawab. Dan satu hal lagi, tidak terdapatnya kamar mandi pada bangunan ini, kamar mandi terdapat pada bangunan baru yang merupakan kamar-kamar yang terpisah dengan bangunan utama.


gue ngerjain ini ga sendirian, hebat deh pokonya kalo lu ngelakuin kaya gue gini all by yourself. haha.
partner gue si Vincen. dan kebetulan yang disengaja, dia juga ngambil objek bangunan di sebelah Asrama SulSel itu, Asrama Kal-tim.

waktu pertama gue ngurus ijin penelitian itu..
ribet.
makanya, gue benci birokrasi.
waktu gue turun lapangan..
eneg.
mereka yang ada di Asrama SulSel agak kurang welcome ma niat baik kita.
tapi gw tetep berterima kasih banget ma kawan2 di Asrama SulSel..
dari keseluruhan penelitian gue *yang sangat minim ini* di MK Landscape Archaeology alhamdulillah...
gw dapet "A-"